Selasa, 28 Juni 2022

Lita Miranita, PENYAIR SOSMED

 PENYAIR SOSMED

Aku tulis banyak puisi

Aku tertawa sendiri

Puisiku aneh

Puisiku asal jadi

Aku lelah

Selalu ditandai like

Kenapa harus like?

Kenapa tidak kasih comment?

Aku Penyair Sosmed

Tidak berani tampil di panggung

Jalanku merayap

Mirip cicak

Pasti pada mencela

Ah.. biarlah

Aku merasa nyaman bersyair di Sosmed

Sudah banyak Sertifikat

Sudah banyak Name Art

Semua bagus

Tidak ada yang salah

Sempurna

Aku Penyair Sosmed

Berkelana di dunia maya

Entah mencari siapa

Mencari teman

Mencari musuh

Rancu

Sekarang aku pilih diam

Puisi aku susun rapi

Puisi akan aku cetak rapi

Puisi aku beri foto diri

Puisi milik aku pribadi

Sudah ah

Aku lelah

Jakarta, 28 Juni 2022

Lita Miranita

Label:

Achmad Masih, SANGKAN PARANING DUMADI

 SANGKAN PARANING DUMADI

Achmad Masih

.

perjalanan sukma

payung kencana

kereta berkuda

empat warna

.

dari awal menuju awal

putaran tiada berakhir

tanpa  siang, malam

semua wajah sama

.

empat warna watak

berpacu berebut kuasa

saling  menghela  kereta

dikendali sais yang berhak

.

perjalanan akhir

kearah dari mana hadir

kutaran abadi cakramanggilingan

_

®Jogja 2021

Label:

Ternyata kereta, cepat dan kelas ekonomi berjalan di "rel" yang sama!

 Aku kasih tahu, perkuliahan di S2 sastra.

Jika kau duduk di peron stasiun, tiketmu ekonomi. Lalu lewat kereta cepat, tampak gagah dan semua yg duduk di peron itu terbelalak melihat kereta cepat dan istimewa.

Kemudian  keretamu yg dinanti tiba, kelas ekonomi, tidak terlalu cepat tetapi tampak berisik karena gerbongnya tua. Dengan tiket yg dipegang kau naik kereta butut itu.

Setelah berjalan, kereta lambat memberi jalan kereta cepat di stasiun kecil kemudian berjalan dibelakang kereta cepat.

Ternyata kereta, cepat dan kelas ekonomi berjalan di "rel" yang sama!

Label:

Mendapat berita yang sama.

 Mendapat berita yang sama.

Ternyata menonton di tribun vip dan di kelas 'gropak (tribun tanpa sandaran, atau zaman dulu tempat duduknya dari bambu yang rawan mbledak) mendapat informasi hasil pertandingan sepak bola yang sama. Ketika itu belum ada medsos facebook seperri sekarang yang kadang hoaxs. Yang nonton di tribun vip bareng para artis / pejabat, setelah bubar pertandingan mendapat berita Score 1-6 untuk Indonesia . Dan yang nonton di kelas 'gropak juga mendapat khabar 1-6 untuk Indonesia. Ternyata fasilitas tidak memperbaiki hasil/ mutu.

Label:

Tp M Siddiq. RUMPUN PAPA


tpmsiddiq_

 RUMPUN PAPA

Bila menyimak riwayat mereka miliki kerabat petinggi

Hanya nanar terganga kian merasa rendah diri

Sejak semula sadari bermuasal dari bani papa

Bukan terlahir dari rahim puteri kerani diraja

Pun tidak mewarisi garis bersisian kaum bertakhta

Tumbuh menjalar serupa dari rumpun bersahaja

Bila ditebas kan tercincang berkecai seketika

Takdir sulur hanya mahir menjulur tak menjulang

Bila lekat batang pun merunduk, segan menantang

Bukan melipur, semata ikhlas rayapi bidang terbentang

Kepri, 27 Juni 2022

Label:

I. MADE SUANTHA: SUNYI CHAIRIL ANWAR, SERATUS TAHUN PANJANG PUISI ITU MENDIRIKAN RUMAH ABADI

 I. MADE SUANTHA:

SUNYI  CHAIRIL  ANWAR, SERATUS TAHUN PANJANG PUISI ITU MENDIRIKAN RUMAH ABADI.

Prolog:

-  Aku ingin kau melambungkan layangan itu

dan aku mengulurkan tali dari dalam jiwaku -

Menggambar Chairil Anwar, katakata yang purba itu membentuk raut mukanya.

Katakata yang seasam cuka ataukah seharum kelebat kupukupu di antara saripati bungabunga.

Pinanglah puisi sebagai hayati pertualangan.

/1/

Memandangi sinar temaram lampu yang jatuh

di halaman itu. Angin perlahan saja

mendesir. Adakah dahan atau daundaun menahannya

Hingga taksampai sempurna menjadi dingin tubuhmu.

Membacamu, Chairil Anwar yang membisu di setiap tanda baca kalimat itu.

Arah anak panah kadang salah kuterka

   Selalu saja aku tergopoh

memburu tuntunan dari jejak jejak yang kau tinggalkan :"Senja di atas pulau

tercerap di setiap butir butir pasir

seperti buih ombak itu

Dan kau mencatatnya serupa cinta

yang menyempurna di tatanan katakata!"

Membacamu, siapa berlari ke dalam diri

sendiri. Mengurai dingin angin di dalam

sengalan nafas: Bayangan cemara merendah

sampai di ujung rerumputan. Menutupi jejak

setiap jejakmu yang mengakar

di dalam degup jantungku

Seakan cinta beranak pinak dalam kata

katamu dan berakar pada keabadian puisi.

/2/

100 tahun lamanya menjadi pendobrak dan tak harus menjadi presiden penyair seumur hidupnya.

100 tahun menjelang, bulan tetap saja purnama

Almanak berjalan perlahan

: Mendayung bersama dengan masing masing perahu

di jalur yang sama. Mengapa kita merasakan

gerak arus yang berbeda!

Membacamu di seratus tahun kini, serupa

cemara yang melemah itu karena

berat setitik embun yang menggelayut

padanya. Chairil, menari sunyi. Mengitari

bumi. Merotasi dalam diri sendiri. Cinta yang tumbuh

subur dalam kalbu. Atau masih menulis

hening akan sebuah pelabuhan yang mengkaramkan

dayung jukungku.

Hingga seratus tahun lamanya cinta itu

di tempuh. Apa cinta sesempurna pohon kepada tanah

   Apa cinta segairah perahu pada geliat lautan

Juga cinta setulus bulan pada malam.

Berumur seratus tahun, kata mengeja hidup yang terlunta lunta

Pengelana yang mabuk

Mabuk tanda dan isyarat

   Perambah yang gulana. Terlena menerjemahkan 

tanda dan isyarat

dalam puisi. Cahaya yang membinar

sempurna di bagian ruang paling rahsia dari gelap hatiku.

/3/

Berkereta angin dan mabuk, sebelum tujuan sampai kutempuh

Terburu buru saja orang ke orang mencatatkan namanya

pada arah anak panah yang bengkok menunjuk tempuhan

   Tergopoh gopoh hingga tatapan

menjadi buyar di lintas perjalanan.

Berkereta angin. Dan mabuk, serupa daun

yang menguning dan jatuh. Membusuk di sekitar

cerapan akarnya. Akankah paham pada

muasal dari sebuah kelahiran.

Penyair. Semisal polah burung berkicau

   Nyanyian sunyi. Suka/duka

adalah larik larik syair yang sama!

Epilog:

Mengagumi Chairil, adakah katakata yang

paling khianat tertulis sebagai puisi.

Partitur jiwani. Resonansi diri

dari perjalanan menemu

                             Tak menemu.

Sipta Umadika, singapadu Sukawati Gianyar, Juni 2022.


Teguh Susanta. SUDAHLAH, TUAN

 Teguh Susanta

SUDAHLAH, TUAN



Gerangan apa lagi yang tuan cari

Segalanya telah tuan miliki

Bicara raupan harta

Tujuh turunan tak 'kan merana

Tentang cakupan ladang pencetak uang

Terentang membentang segala bidang

Di antara ribuan raga patuh  peluh bersimbah

Jua cairan otak encer membuncah

Menggapai perseroan tuan kian besar dan tinggi

Pada kursi tertinggi tuan pegang kendali 

Nama besar tuan semakin bersinar 

Bendera tuan pun gagah berkibar

Kini bendera baru tuan tancapkan seantero negeri 

Serupa kendaraan berpacu melaju

Mimpi kursi kemudi arah negeri

Hymne berkoar berkumandang setiap waktu

Dihiasi budi peduli merayu-rayu 

Pada layar-layar luas tersiar tuan miliki

Sudahlah, tuan....

Jangan mencoba-coba

Buat saja tersenyum mereka

Yang patuh bersimpuh peluh meluruh

Di bawah gagah kibar bendera perseroan tuan

Dan bukan kibar bendera kendaraan baru tuan

Biarkan kursi kendali arah negeri diduduki ahlinya

Bangsawan yang benar faham tata negara

Yang bersongkok akhlaq berselimut hati nurani

Bertangan dan kaki ikhlas mengabdi bumi pertiwi

Teguh Susanta

Purwakarta, 15062022.  04:10

Label:

Kang Asep KUDA

 Kang Asep 

KUDA



Pecut melecut

Tengkuk melepuh

Waktu memburu

Dengus menderu

Laju ..laju...laju...!

Abaikan jejak tertimbun debu

Laju... laju...laju...!

Menyisir takdir menyambut maut

Laju... laju... laju...!

Jangan memekik karena sakit

Percuma takkan terdengar

Atau bahkan tak pernah didengar

Sebab cucuran peluhmu yang membuat kagum

Dan tetesan darah adalah gempita sorak mereka

Label:

Door Deo, Kita pernah bersatu

 Door Deo

Kita pernah bersatu



pada mulanya kita berjalan bersama

mencari sebuah arti yang hakiki

gaung perjalanan menggema dalam sanubari

gaung perjalanan menggema jadi pribadi

banyak yang dilihat

banyak yang didengar

di atas bumi

di bawah langit

kembali biduk berayun laju

atas samudra kehidupan

bila waktu mengajak berhenti

entah kapan tak kita tahu

: begitu sayangnya

waktumu

waktuku

waktu kita berpaling

: waktu Tuhan sang penentu

kukenang rasa syukur

kukenang rasa geram

kukenang rasa sayang

kukenang dalam diam

kusimpan di hati

dalam kedamaian

dalam.cahaya yang menyala

mengiring perjalananmu

:selamat jalan sodaraku

aku berduka

rumah bluesku

aku kehilangan

Label:

Sulistyo, HUJAN MINGGU SORE

 Sulistyo,

HUJAN MINGGU SORE 



Sore ini hujan 

payungku dipinjam

belum dikembalikan

kuyup seluruh badan

percuma lari lintang pukang 

hujan sangat geram mengejar 

kakiku oleng terjerembab masuk selokan depan rumah pacar 

Ah, bulan setengah bundar 

andai kau tak pinjam payungku tadi malam

kangenku pasti aman tak kebasahan 

Aku pulang balik badan 

tak jadi ngapelin pacar tersayang yang sudah menunggu tanpa kutang 

26.06.2022

Label:

Satria Rizal: CINTA SATU MALAM

 Satria Rizal:

CINTA SATU MALAM

petikan dawai merdu mendayu

melodi paling indah

di malam penuh bunga

seketika irama berganti

hingar bingar menghentak rasa

liukan erotik

bangkitkan gairah

beberapa jenak kemudian

ada jeritan manja melenting di kamar

Aduh.......! 

rasa membuai ke ujung-ujung ragawi

memetik bintang, cumbui rembulan

lenguhan kecil panjang pendek

di antara helaan napas yang saling berpacu

dahulu mendahului

duhai.. 

hasrat yang menggelora

jiwa meronta-ronta

raga melenguh

batin mengeluh

Selanjutnya.. 

bumi hitam jelaga

bintang dan rembulan hilang di gulung awan

jiwa-jiwa sepi di kungkung malam

kemudian lemas terkulai

diam.. bagai nyala api yang padam

Bumi Raflesia, 26 Juni 2022

Label:

Rabu, 22 Juni 2022

Mendokumentasikan antologi

 Yg mau mendokumentasikan antologinya di literanesia.com Lumbung Puisi kirim bukunya ke:

Rg Bagus Warsono, perum Cidayu, kel. Margadadi, kec./kab. Indramayu-45211

Label:

Kenapa pekik "Merdeka" harus tetap diucapkan

 Kenapa pekik "Merdeka" harus tetap diucapkan, padahal kita sudah lama merdeka sejak 17 Agustus 1945? Jawabnya untuk mengingatkan kepada diri kita semua bahwa kita ini orang merdeka. Faham? Dimikian kata-kata Ibu Megawati Soekarnoputri kepada kami ketika bertemu. Ternyata ada pemikiran luarbiasa putri Proklamator yg dikenal sangat tegas itu. (rg bagus warsono)

Label:

Popularitas karya melekat dengan orangnya.

 Masih ingat, nasehat pamanku di Tegal, jika kau Sastrawan, besarkan karyamu, bukan namamu. Pramudya Ananta Toer dibuang dan dikecilkan. Tetapi media dan penerbit mencari dimana ia berada, karena sesungguhnya popularitas karya melekat dengan orangnya. Jadi jangan khawatir kau jauh di desa.

Label:

Chairil selama hidupnya yg berjuang terhadap kemerdekaan negeri ini melalui caranya

 Kenapa di Tahun 2022 ini Chairil Anwar mendapat giliran dibicarakan karena ia tokoh sastra nasional berpengaruh dan dirasakan oleh pelaku sastra saat ini.

Kemudian yang kedua, adalah balasan bagi jasa Chairil selama hidupnya yg berjuang terhadap kemerdekaan negeri ini melalui caranya yaitu bersajak. (rg bagus warsono)


Label:

Berselancar dengan segala informasi

 Meski dirumah, aku berselancar dengan segala informasi termasuk kegiatan sastra malui media digital. Lebih murah ketimbang tahun 1980 harus membeli beberapa koran dalam 1 hari untuk kebutuhan informasi sastra dan pelakunya.

Jadi tidak tertinggal begitu saja. Saya tahu mas Heru Patria di Blitar ajan mengadakan even, sy tahu Alhendra Dy di Jambi tengah sibuk dengan peesiapan kegiatan, dan saya juga tahu mas Ali Arsy Kindai  membuat acara sastra, saya juga tahu Mas Kasdi Kelanis  tengah mempersiapkan gagasan  baru, saya tahu mas Zaeni Boli di Flores mengadakan. Kegiatan dan banyak sahabat lain berkegiatan yg tak kalah hebatnya dan melahirkan goresan tinta sejarah sastra.

Label:

Puisi pun kini selektif dibaca!!!

 Dalam postingan sahabat terdapat ucapan kekaguman dan kegembiraan banyaknya puisi berhamburan di tahun tahun ini. Adalah ucapan sekaligus peringatan bahwa puisi pun kini selektif dibaca!!!

Label:

Kamis, 16 Juni 2022

Alhendra Dy penyair Jambi

 Alhendra Dy  penyair Jambi yg kreatif yg tetap komitment pada sastra.

Lumbung Puisi mencatat puisi-puisinya sejak 10 th lalu.



Label:

Agenda Kegiatan Sastra 26 Juli 2022 Lumbung Puisi

 Pada 26 Juli 2022, 100 penyair Indonesia serempak menulis puisi ttg Chairil Anwar.

Langsung dikirim ke Grup ini. 

Hanya di Lumbung Puisi.

Dibukukan sebagai antologi puisi berjudul:

DIUSIAMU 100

LAHIR 100 CHAIRIL ANWAR

Gratis!!!

Label:

Dua Penyair Bengkulu Tinggal di Lampung , Naim Emel Prahana dan Isbedy Stiawan ZS

 

 Naim Emel Prahana dan Isbedy Stiawan ZS

Label:

Dewa Sahadewa

 Lebih dari 10 tahun Lumbung Puisi mengenal penyair Bali ini. Ia sering dijumpai menggunakan nama Dedari, Nama yang dikenal ibu-ibu di Kupang, sebuah tempat pengabdiannya pada masyarakat.

Karyanya tercatat di literanesia.com. Namanya tak dapat dipisahkan dengan jajaran penyair2 Bali terkenal. Ia dicatat sebagai sastrawan yg menulis karya sastra sejak awal 1990-an sehingga memperoleh anugerah Setyasastra Nagari dari Lumbung Puisi. Ia adalah Dewa Sahadewa, dokter penyair ganteng sejak muda yg menjadi idola pecinta sastra di Bali. Kini terlihat semakin produktif berkarya sastra.



Label:

Sabtu, 11 Juni 2022

"Legenda Nusakambangan" dan "Ratu Nusa Tembini dan Air Mata Kuda Sembrani", Warsono Abi Azzam

 Puisi yang diangkat dari cerita rakyat atau dongeng yang hidup di daerah tertentu, memang sudah pernah dilakukan oleh penulis dan komunitas sastra. Tapi jika dituangkan dalam sebuah antologi puisi dengan judul terpanjang, mungkin ini yang pertama. Setidaknya bagiku. 

Dan aku boleh berbangga hati, bisa menitipkan nama dan karya di buku ini. Simak judulnya: "Prasasti Antologi Untaian Sastrawan Dalam Cerita Khazanah Daerah Pelangi Dipa Nusantara Cahaya Khatulistiwa Amanat Sastratama Pujangga Modern Republik Indonesia Leksikon Abadi 2022 Emas". Dijamin susah dihapal 😄

"Legenda Nusakambangan" dan "Ratu Nusa Tembini dan Air Mata Kuda Sembrani" adalah dua legenda atau cerita rakyat yang masyhur dituturkan secara turun temurun di kalangan rakyat Cilacap, Jawa Tengah. 

Semoga penafsiran cerita itu ke dalam bait-bait puisi tak menyimpang dari alur yang sudah menyubur di pesisir selatan Jawa Tengah. 

Terima kasih kepada penggagas antologi yang tak kering ide uniknya, founder Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, Bang RgBagus Warsono. Sehat selalu, Bang. 



Label:

Dokumentasi sastra modern Oleh : Rg Bagus Warsono

 Dokumentasi sastra modern

Oleh : Rg Bagus Warsono

A. Sumber

Sumber dokumentasi sastra modern bersumber dari karya karya sastra terkini yang dipublikasikan dalam media cetak dan digital dari media profesional dan amatir dari berbagai lembaga sastra dan non sastra yang memberikan ruang khusus untuk karya sastra.

Sumber media sastra yang begitu banyak dengan sebaran pembaca pada masyarakat yg variatif itu terjaring dari tampilan dan pelaporan serta penelitian yang beraneka. Semua itu dapat diperoleh melalui jalur formal dan non formal serta pemberitaan melalui media sosial dan situs situs dalam dunia internet dewasa ini.

Sumber sastra pun akhirnya memunculkan pelaku-pelaku sastra yang sangat banyak di negeri ini.

Kemudian dunia internet mengalami peningkatan teknologi dengan munculnya media-media sosial seperti facebook, instagram, twitter, whats app (w.a), blog, dan website website yang dimiliki lembaga atau perorangan. Media media sosial itu menampilkan karya-karya sastra sekaligus tokoh-tokohnya. 



(bersambung)


Label:

Puisi bukan batu bata yg bisa jadi duit

 Pergi ke sungai kumpulkan tanah liat, aduk dengan diberi sedikit kulit padi atau serbuk bekas gergajin sampai rata dan menjadi adonan batu bata. Ulangi lagi kumpulkan. Buat cetakan batu bata dari papan kayu. Tanah liat diaduk kembali kalau sudah liat cetak di cetakan batu bata. Jemur dan cetak kembali. Habis buat lagi dan ulangi lagi hingga terkumpul puluhan ribu batu bata. Kemudian bakar batu bata itu.

Insya Allah jadi duit!

Setelah itu kau boleh nulis puisi. Dan puisi bukan batu bata yg bisa jadi duit.

Label:

Kamis, 02 Juni 2022

Muhammad Jayadi , Penyair Indonesia

 


Label:

Tidak mudah mengamati perkembangan sastra di Indonesia (1). Oleh: Rg Bagus Warsono

 Perkembangan sastra di  Indonesia adalah perkembangan pengarangnya yang terus bertambah di setiap daerah. Dulu Korie Layun Rampan bisa mengamati perkembangan melalui media cetak saat itu. Kurator banyak dibantu dari  memperhatikan kolom budaya di media daerah dan nasional dan media-media itu bisa didapat di kota-kota besar.

Sekarang perkembangan sastra begitu pesat hingga tak terpantau. Di setiap kota kabupaten timbun bagai jamur penyair-penyair kita. Sepuluh tahun lalu penulis bisa mengamati perkembangan dan pertumbuhan sastra Indonesia di Bali. Sekarang siapa pun tak akan mampu mengamati  perkembangan sastra dan sastrawannya di Indonesia. Bagaimana tidak sekarang di tiap Kabupaten ada penyair. Sedangkan kita memiliki 514 Kabupaten kota se Indonesia dari 34 propinsi.

Di 514 Kabupaten kota itu hampir semuanya memiliki penyair yang tinggal di tiap Kabupaten kota itu. Dan bukan tidak mungkin mereka telah mengeluarkan antologinya.

Kemudian bertambah jumlah penyair di tiap kota itu dan tahun berikutnya bertambah lagi.

Di tempat lain muncul berbagai daftar sastrawan yg hanya berdasar data tanpa melihat karya yang dipertanggungjawabkan.   

(bersambung)



Label:

Rabu, 01 Juni 2022

Kita ini sejatinya penulis bukan sopir ojol

 Tetap bersahaja (kesawang tentrem lan dihormati) karena kita ini sejatinya penulis bukan sopir ojol ngejar target.

Tidak terburu-buru populair, sebab penyair produknya bukan foto wajah tetapi karya tulis sastra.

Bagi para penulis Lumbung Puisi, namamu tercatat berikut biografi singkatnya di Pusat Dokumentasi Sastra Modern Lumbung Puisi. Baik esidi  Lumbung 1 sampai XI, Tadarus Puisi,  edisi khusus, edisi spesial serta di file karya kegiatan.

Tak ada kata tertinggal oleh kawan main, sebab karya sastra bukan ukuran siapa yg dahulu, tetapi apresiasi oleh pembaca.

Jangan heran dengan tampilan foto teman-teman bercandaria, itu biasa, karena sampai viral bukan penilaian tertinggi bidang sastra.


Label: