Senin, 26 Desember 2022

Terjebak Hujan Tidur di Rumah Janda

 Terjebak Hujan Tidur di Rumah Janda

Semakin dingin kenapa semakin dag dig dug

Hujan kulihat di kaca jendela dari dalam rumah janda,

gelisahku bercapur harap

tawaran menginap janda manis

kunanti harap guntur menggelegar

rokok disulut sekedar hambar

tiada kata sepi berpandangan

Kutatap langit kamar tamu 

dan lampu 20watt 

yang remang oleh cat tembok ungu

Ketika jandaku menyuguhkan kopi panas

untuk yang kedua

tampak jalan sepi nyenyap

hanya gemericik di genangan jalan berlubang

Mas, kau boleh tidur di kursi .......

hah....

aku boleh menginap?

                                   (Rg Bagus Warsono).

pictur: Lukisan Modigliani 1917



Label:

Salera, karya Rg Bagus Warsono

 Salera

Salera adalah namamu

sekarang tetap Salera

Kau tak pernah tua

Dengan pahamu yang tak pernah keriput

Dan payudaramu yang tak peot

Tubuhmu Salera mahal

Muda aku merindu

Aku tua kau tetap Salera

Hidup menelan ludah

Dunia cuma lamunan

Kau tak pernah tahu Salera

Ada laki-laki

diantara paha dan payudaramu

(rg bagus warsono) 

picture: Lukisan Modigliani tahun 1917.




Label:

Selasa, 18 Oktober 2022

Pagi Yang tak ada di buku sejarah , Zaeni Boli

 Pagi Yang tak ada di buku sejarah 

Seperti  suara tangis bayi yang resah saat dimandikan ibunya , anak perempuan  yang manja pada ayahnya . 

Kehidupan  di bawah langit yang mendung 

Tak semendung nasib para gelandang  yang terbiasa bermukim dibawah jembatan  saat air  meluap di kali Bekasi .

Cerita ini mungkin  tak ada dalam puisi puisi para Penyair kota yang masih mencari diksi mencari tenar mencari  indah mencari pengakuan  . 

Jalan di kampung  kami masih becek jika hujan turun , sepatu kami masih penuh dengan tanah . 

Jalan yang kemarin baru selesai  dibuat kini larut bersama hujan yang turun tak seberapa  . 

Ini tidak seperti  doorprize yang kau rayakan di Taman Kota,  ini tentang  nasib yang panjang selama 5 tahun berjalan . 

Di sini tak ada suara dari stasiun  kereta  tempat orang orang berkejaran  sampai sendal tertinggal , perjalanan  yang melelahkan  terkadang  tak manusiawi  tapi sudah lupa kapan jadi manusia merdeka di nikmati  sebagai kebiasaan  yang biasa saja . 

Di sini  pisang,  singkong dan kelapa sudah lebih dari cukup bisa di nikmati  satu keluarga  . 

Di pagi yang  tak ada dalam buku sejarah. 

Zaeni  Boli  

Larantuka 2022


Label:

BIBIRMU, IJAH! Sulistyo

 BIBIRMU,  IJAH! 

Tok tok tok!

selamat pagi, Ijah!

lekas buka pintu rumahmu 

semalam bibirmu tertinggal dalam mimpiku 

terselip di sela-sela gigiku 

kau memang keterlaluan, bergegas berlari saat kukuruyuk ayam jantan bernyanyi 

mimpi belum tuntas benar 

"takut keburu ketahuan majikan," katamu 

seperti dikejar setan kau ngacir tungganglanggang melompat tanpa sehelaipun benang 

Sebelum kuantar ke sini 

bibirmu kucelupkan dulu di gelas kopi 

agar bau pete dan jengkol tak mengundang pagi ikut mencicipi bibirmu yang tebal dan buntal 

Tok tok tok!

Lekas buka pintu, Jah!

aku tak tahan melihat bibirmu meronta-ronta dalam kantung celana kolorku 

Mulya Asri,  16.10.2022


Label:

Kamis, 13 Oktober 2022

Malala Yousafzay, (Rg Bagus Warsono,29-08-13)

 Malala Yousafzay

Gadis belia pemberani

Seperti Kartini

Anak-anak perempuan bersekolah

Tidak minta gaji sepertimu yang baru bisa mengajar

Malu aku melihat Malala

Gadis pemberani

Melawan diskriminasi perempuan tak boleh sekolah

Perjuangan melawan kebodohan, penindasan

Kesewenang-wensngan

Dibayar dengan kepalanya

Ditembak

Tetapi Allah menyelamatkan

Malala guru lima belas tahun.

(Rg Bagus Warsono,29-08-13)


 Malala Yousafzay

Label:

Malala Yousafzay, oleh Rg Bagus Warsono

 Brave young girl

Like Kartini

Girls go to school

Don't ask for a salary like you who can only teach

Shame I see Malala

Brave girl

Fighting discrimination, women can't go to school

The struggle against ignorance, oppression

arbitrariness

Paid with his head

Shot

But God saves

Malala is a fifteen year old teacher.

(Rg Bagus Warsono, 29-08-13)

Malala Yousafzay


Label:

Rabu, 20 Juli 2022

PLEMBUNGAN, Marlin Dinamikanto

 


Marlin Dinamikanto:

PLEMBUNGAN

plembungan itu bergembira

tubuhnya membesar

dia tidak tahu ada yang menyebul

jumawa terbang

naik ke angkasa

mengintip orang indehoy

penghuni apartemen yang lupa

menutup korden

plembungan itu lelah

tubuhnya mengecil

jatuh di ujung selang nitrogen

merasa jadi Dewa yang kesasar

dikiranya tukang balon itu

derajatnya abdi dalem

maka dia turunkan executive order

seperti Presiden Amerika

ingin disebul lebih besar lagi

supaya semua orang tahu

tubuhnya bisa dilihat

hingga ujung dunia

tukang balon itu kesal

diglenggengnya kran nitrogen

plembungan itu njedot

dunia tertawa membulinya

sudah itu mereka lupa

plembungan itu pernah ada

Bogor, 17 Juli 2021

Label:

Selasa, 28 Juni 2022

Lita Miranita, PENYAIR SOSMED

 PENYAIR SOSMED

Aku tulis banyak puisi

Aku tertawa sendiri

Puisiku aneh

Puisiku asal jadi

Aku lelah

Selalu ditandai like

Kenapa harus like?

Kenapa tidak kasih comment?

Aku Penyair Sosmed

Tidak berani tampil di panggung

Jalanku merayap

Mirip cicak

Pasti pada mencela

Ah.. biarlah

Aku merasa nyaman bersyair di Sosmed

Sudah banyak Sertifikat

Sudah banyak Name Art

Semua bagus

Tidak ada yang salah

Sempurna

Aku Penyair Sosmed

Berkelana di dunia maya

Entah mencari siapa

Mencari teman

Mencari musuh

Rancu

Sekarang aku pilih diam

Puisi aku susun rapi

Puisi akan aku cetak rapi

Puisi aku beri foto diri

Puisi milik aku pribadi

Sudah ah

Aku lelah

Jakarta, 28 Juni 2022

Lita Miranita

Label:

Achmad Masih, SANGKAN PARANING DUMADI

 SANGKAN PARANING DUMADI

Achmad Masih

.

perjalanan sukma

payung kencana

kereta berkuda

empat warna

.

dari awal menuju awal

putaran tiada berakhir

tanpa  siang, malam

semua wajah sama

.

empat warna watak

berpacu berebut kuasa

saling  menghela  kereta

dikendali sais yang berhak

.

perjalanan akhir

kearah dari mana hadir

kutaran abadi cakramanggilingan

_

®Jogja 2021

Label:

Tp M Siddiq. RUMPUN PAPA


tpmsiddiq_

 RUMPUN PAPA

Bila menyimak riwayat mereka miliki kerabat petinggi

Hanya nanar terganga kian merasa rendah diri

Sejak semula sadari bermuasal dari bani papa

Bukan terlahir dari rahim puteri kerani diraja

Pun tidak mewarisi garis bersisian kaum bertakhta

Tumbuh menjalar serupa dari rumpun bersahaja

Bila ditebas kan tercincang berkecai seketika

Takdir sulur hanya mahir menjulur tak menjulang

Bila lekat batang pun merunduk, segan menantang

Bukan melipur, semata ikhlas rayapi bidang terbentang

Kepri, 27 Juni 2022

Label:

Teguh Susanta. SUDAHLAH, TUAN

 Teguh Susanta

SUDAHLAH, TUAN



Gerangan apa lagi yang tuan cari

Segalanya telah tuan miliki

Bicara raupan harta

Tujuh turunan tak 'kan merana

Tentang cakupan ladang pencetak uang

Terentang membentang segala bidang

Di antara ribuan raga patuh  peluh bersimbah

Jua cairan otak encer membuncah

Menggapai perseroan tuan kian besar dan tinggi

Pada kursi tertinggi tuan pegang kendali 

Nama besar tuan semakin bersinar 

Bendera tuan pun gagah berkibar

Kini bendera baru tuan tancapkan seantero negeri 

Serupa kendaraan berpacu melaju

Mimpi kursi kemudi arah negeri

Hymne berkoar berkumandang setiap waktu

Dihiasi budi peduli merayu-rayu 

Pada layar-layar luas tersiar tuan miliki

Sudahlah, tuan....

Jangan mencoba-coba

Buat saja tersenyum mereka

Yang patuh bersimpuh peluh meluruh

Di bawah gagah kibar bendera perseroan tuan

Dan bukan kibar bendera kendaraan baru tuan

Biarkan kursi kendali arah negeri diduduki ahlinya

Bangsawan yang benar faham tata negara

Yang bersongkok akhlaq berselimut hati nurani

Bertangan dan kaki ikhlas mengabdi bumi pertiwi

Teguh Susanta

Purwakarta, 15062022.  04:10

Label:

Kang Asep KUDA

 Kang Asep 

KUDA



Pecut melecut

Tengkuk melepuh

Waktu memburu

Dengus menderu

Laju ..laju...laju...!

Abaikan jejak tertimbun debu

Laju... laju...laju...!

Menyisir takdir menyambut maut

Laju... laju... laju...!

Jangan memekik karena sakit

Percuma takkan terdengar

Atau bahkan tak pernah didengar

Sebab cucuran peluhmu yang membuat kagum

Dan tetesan darah adalah gempita sorak mereka

Label:

Door Deo, Kita pernah bersatu

 Door Deo

Kita pernah bersatu



pada mulanya kita berjalan bersama

mencari sebuah arti yang hakiki

gaung perjalanan menggema dalam sanubari

gaung perjalanan menggema jadi pribadi

banyak yang dilihat

banyak yang didengar

di atas bumi

di bawah langit

kembali biduk berayun laju

atas samudra kehidupan

bila waktu mengajak berhenti

entah kapan tak kita tahu

: begitu sayangnya

waktumu

waktuku

waktu kita berpaling

: waktu Tuhan sang penentu

kukenang rasa syukur

kukenang rasa geram

kukenang rasa sayang

kukenang dalam diam

kusimpan di hati

dalam kedamaian

dalam.cahaya yang menyala

mengiring perjalananmu

:selamat jalan sodaraku

aku berduka

rumah bluesku

aku kehilangan

Label:

Sulistyo, HUJAN MINGGU SORE

 Sulistyo,

HUJAN MINGGU SORE 



Sore ini hujan 

payungku dipinjam

belum dikembalikan

kuyup seluruh badan

percuma lari lintang pukang 

hujan sangat geram mengejar 

kakiku oleng terjerembab masuk selokan depan rumah pacar 

Ah, bulan setengah bundar 

andai kau tak pinjam payungku tadi malam

kangenku pasti aman tak kebasahan 

Aku pulang balik badan 

tak jadi ngapelin pacar tersayang yang sudah menunggu tanpa kutang 

26.06.2022

Label:

Satria Rizal: CINTA SATU MALAM

 Satria Rizal:

CINTA SATU MALAM

petikan dawai merdu mendayu

melodi paling indah

di malam penuh bunga

seketika irama berganti

hingar bingar menghentak rasa

liukan erotik

bangkitkan gairah

beberapa jenak kemudian

ada jeritan manja melenting di kamar

Aduh.......! 

rasa membuai ke ujung-ujung ragawi

memetik bintang, cumbui rembulan

lenguhan kecil panjang pendek

di antara helaan napas yang saling berpacu

dahulu mendahului

duhai.. 

hasrat yang menggelora

jiwa meronta-ronta

raga melenguh

batin mengeluh

Selanjutnya.. 

bumi hitam jelaga

bintang dan rembulan hilang di gulung awan

jiwa-jiwa sepi di kungkung malam

kemudian lemas terkulai

diam.. bagai nyala api yang padam

Bumi Raflesia, 26 Juni 2022

Label:

Selasa, 31 Mei 2022

Rg Bagus Warsono" Aku Menyaksikan

 Rg Bagus Warsono,


Aku Menyaksikan


Potret perjuangan

Dari buku yang kau tulis

Dari foto yang kau kumpulkan

Dan

film yang kau putar

Hanya sekuku

ireng

penderitaan

Aku melihat ribuan kepala berlinang air mata

Aku melihat darah membeku di mayat beku

Aku menyaksikan derita kesakitan menyayat

Sengsara

Lapar

Ketakutan

Kesakitan

Aku menyaksikan.

Rg Bagus Warsono, 1996 dari Si Bung





Label:

Rg Bagus Warsono: Malu Pada Bapak

 Rg Bagus Warsono,


Malu Pada Bapak


Renung malam di ruang

Reka kita orang selamat akan pergantian zaman

Junjung tinggi siapa berkibar

Ganti baju mana pantas dalam gedung kokoh

Mulut puji-puji asalkan tercukupi

Peduli apa sapaan hati

Lupa mengabdi

Tugas kita mereka diam, tapi

Malu teringat bapak

Bahwa kita rakyat yang dikontrak.

Indramayu, 14 Oktober 2000





Label:

Rg Bagus Warsono: Hamangkubowono IX dan Aku

 Rg Bagus Warsono, 


Hamangkubowono IX dan Aku


Hamangkubuwono IX dan Aku bertemu dalam waskita alam masa depan.

Menjadi sahabat dalam cita-cita pribumi

nusantara

raja yang tersisa

menyembunyikan waris tahta

berpakaian gerilya, tentara kita

atau ala perintis merdeka

Hamangkubuwono IX dan aku bertemu dalam bilik kamar markas gerilnya

Pistol kecil dipinggangnya

Tanpa keris nagarunting

Tampa tobak gagak rimang

Yang menggerigisi

Aku mendepa memberi salam

Waris Sutawijaya

Majapahit, Demak , Pajang lalu Mataram

Kau senopati perangku

Hamangkubuwono IX dan aku bertemu di meja tuan-tuan

Jangan memberi hormat padaku tuan

Anak desa putra awam jelata

Dan aku berebut salam

Katanya, Sejak zaman Demak, waris tak pernah sampai

Aku waris bukan pewaris.

Rg Bagus Warsono 1995

Puisi ini ditulis dalam imajener Rg Bagus Wasono: Menceritakan persahabatan Si Bung dan Hamangkubuwono IX. Raja itu sangat rendah hati, kedudukannya yang tinggi dalam budaya Jawa tak pernah ia hiraukan. Istananya ia persilahkan untuk kaum pergerakan, di militer ia berpangkat perwira sama halnya pribumi lain yang memasuki tentara Indonesi. Dan ia rela memberi dorongan kepada Si Bung untuk Nusantara, bukan hanya Yogjakarta tetapi Indonesia yang lebih besar.

Miliki bukunya di Leutika prio





Label:

Rg Bagus Warsono: Si Bung Menangis

 Rg Bagus Warsono


Si Bung Menangis


Mari buka buku sejarahmu

dengan penggaris dan pena

menekan kata

duhai kesuma

haruskah belajar mengeja

sedang umurmu tlah dewasa

Tersenyum Si Bung

memandang

anak-anak bangsa

betanyalah ! mengapa

aku pilih kaca mata hitam

agar aku tak melihat

agar kau tak melihat

Di sana

Si Bung membuka kaca mata

air mata membatu dalam sapu tangan

Merah putih

kenapa tidurku tak dapat nyenyak

duhai kesuma

selimuti aku dengan merah putihmu

Indramayu, 21 Maret 2001




Label:

Rg Bagus Warsono: Aku Tak Menitipkan Anak-Anakku

 Rg Bagus Warsono,


Aku Tak Menitipkan Anak-Anakku



Kecil

Aku ajari membidik burung gelatik

Untuk makan sore

Dan kau bisa memanah ikan dalam air

Tak berlari bertemu sanca

Tarik ekornya selagi kekenyangan

Dan benturkan kepalanya di batu

Aku ajari kau merayu

Macan lapar

Dengan tombak runcing bambu

Lalu sejak kecil mengerti

Memisahkan gabah dan beras dari butir padi

Kau dapat membawa diri

Membangun jiwamu sendiri

Dengan tiada tangis

Kau putra sejati.

Rg. Bagus Warsono, 1996 dari Si Bung




Label: