Tak ada persaingan di Lumbung Puisi karena semua adalah bintang.
Tak ada persaingan di Lumbung Puisi karena semua adalah bintang.
Selamat Pagi.
Ini tahun 2022. Jika setiap 25 tahun anak kawin dan punya anak maka sudah 3 generasi sejang angkatan '45 artinya sudah sangat jauh beda keadaan situasi dan zamannya. Aku sekolah dan anakku sekolah saja sudah beda zaman. Oleh karena itu semua harus memaklumi. Jika ada penyair dalam sekejap populair dan yg sudah lama menjadi pudar. Kemudian tumbuh perisaingan yg kadang kurang masuk akal.
Sebetulnya persaingan adalah hal sia sia di zaman ini. Sebab ketika Anda tengan bersaing dengan seseorang, maka ada orang ketiga yang lain yang bisa menyalip mereka yang bersaing karena rajin menulis.
Lalu yang bikin aneh lagi adalah orang-orang tua yang tidak mau mengalah dan gila hormat. Bahkan malah bersaing dengan anak muda. Ini keliru. Sebaiknya orang tua justru "ngemong marang sing enom".
Di Lumbung Puisi tak ada persaingan karena semua adalah bintang. Ya bintang kecil. Seperti kejora, atau gugusan Gubug menceng, atau weluku. Kecil hanya berkedip-kedip. Bagi yang melihat sepintas memang kecil, ya karena kita kecil. Tak apalah kita kecil karena kita 'jauh.
Jauh mata juga hatinya.
Mungkin harus menggunakan pesawat ulang alik kalau mau melihat yang kecil tetapi pesawatnya kini sudah terlalu tua dan tak diproduksi lagi.
Dari semua itu di Lumbung tak ada persaingan karena semua adalah bintang yang tak dapat dilihat dalam pandangan sekejap. Karena menilai seseorang itu tak boleh sepintas, tetapi harus melihat dari jarak dekat seperti pesawat ulang alik mendekati Mars.
Alhamdulillah tak ada persaingan di Lumbung Puisi (Rg Bagus Warsono)
Label: Artikel
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda