Chairil Anwar sebagai Pahlawan Nasional Perintis Kemerdekaan.
Jika banyak orang mengusung hari kelahiran Chairil sebagai hari Puisi, maka Lumbung Puisi tidak begitu. Kami lebih mengharapkan Chairil Anwar sebagai Pahlawan Nasional Perintis Kemerdekaan. Tentu kami tak sekedar omong. Bukti itu adalah adanya patung Chairil Anwar di Malang. (Rg Bagus Warsono)
Sosok pemuda Chairil Anwar yang berjuang membela kemerdekaan lewat tulisan (puisi) hadir mewakili sastrawan dan membuat puisi berjudul ‘Sorga’ (25 Februari 1947) dan ‘Sajak Buat Basuki Resobowo’ (28 Februari 1947) yang kemudian diterbitkan dalam Pantja Raja, 1 April 1947; digabung dalam kumpulan puisi “Deru Campur Debu”.
Rupanya, puisi yang dibuat Chairil Anwar tersebut membuat seorang intelektual kota Malang, Achmad Hudan Dardiri yang waktu itu sebagai Penyelidik Militer Khusus kesatuan Chu Gakko kagum dan tertarik pada puisi-puisi Chairil Anwar yang lain.
Terlebih dengan syair puisi “Aku” “Biar peluru menembus kulitku, aku tetap meradang, menerjang…” yang dianggap dapat menjadi penyemangat perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan.
Label: Berita
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda