Minggu, 31 Juli 2022

Ulasan Puisi 100 Chairil Anwar Masa Kini (1): Wawan Hamzah Arfan

 Ulasan Puisi 100 Chairil Anwar Masa Kini (1):

Bagaimana seorang penyair menatap hidup dirinya dan pembandingan dengan Chairil Anwar dipadu situasi masa kini diketengahkan oleh Wawan Hamzah Arfan, penyair kawakan yang menetap di Cirebon ini. Judulnya ditujukan kepada Chairil Anwar. Ia nyatakan bahwa di masa ini gejolak Chairil tak perlu diungkapkan baginya hidup tak perlu ngoyo dan tetap menjalani dengan kemampuannya yang ia pasrahkan Kepada Allah. Agaknya Wawan Hamzah Arfan sengaja memberikan suri tauladan kepada yang muda bahwa hidup perlu dihayati. Dalam bait terkhirnya ketara bahwa ia menyadari tantangan dalam hidup ini. (Rg Bagus Warsono)

KEPADA CHAIRIL ANWAR 

: Wawan Hamzah Arfan 

kau bilang dirimu binatang jalang 

aku hanya tumbuhan ilalang 

hidup liar dalam kubangan

tanah tak bertuan 

aku  tak perlu berlari 

mengejar hidup hari ini 

imajiku masih punya sensasi

tak peduli jiwaku lapar 

jantungku berdebar

rasaku bergetar samar-samar 

aku tetap tegar

baca puisi tanpa mimbar

sesuka hatiku sesumbar 

sebatas usiaku yang tersisa 

kumau hidup penuh warna 

di antara ambisi

spekulasi 

manipulasi 

dan tragedi alam tanpa prediksi

Cirebon, 26 Juli 2022 

Biodata



Wawan Hamzah Arfan, lahir di Cirebon, 8 Juni 1963. Karya-karyanya berupa puisi, cerpen, artikel, dan esai tersebar di berbagai media, baik terbitan ibu kota maupun daerah. 

Beberapa puisinya terhimpun dalam Antologi Puisi Mega Mendung (1989), Kebangkitan Nusantara I (1994), Kebangkitan Nusantara II (1995), Kebangkitan Nusantara III (1996), Antologi Puisi HP3N " Nuansa Tata warna Batin" (2002). Puisi Menolak Korupsi (2013), Cinta Mengubah Segalanya (2013),  Antologi Puisi & Apresiasi "Mendekap Langit" (2013)., Antologi Parsel ( Maret 2021), Merenda Hati (April 2021), Antologi ASU (2021),  Antologi Tadarus Puisi (2021), Puisi Menolak Korupsi 8 (Juli 2021), Antologi Puisi Tunggal "Perjalanan Berkarat* (Juli 2021), Antologi Puisi T (2021), Antologi Tembang Puisi Bagi Jumari (2021) ,Antologi Jejak Puisi Digital.(2021), Antologi Pujangga Facebook Indonesia (2022), Kumpulan Puisi Menanti Isyarat,  Antologi Puisi 

Dunia: Suara Penyair Mencatat Ingatan,  Antologi Puisi Imlek dan Kasih Sayang: Lampion Merah Dadu (Maret 2022). Kumpulan Puisi Menanti Isyarat (2022), dan Antologi Puisi Minyak Goreng (2022).

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda