Ulasan Puisi 100 Chairil Anwar Masa Kini (1): Wawan Hamzah Arfan
Ulasan Puisi 100 Chairil Anwar Masa Kini (1):
Bagaimana seorang penyair menatap hidup dirinya dan pembandingan dengan Chairil Anwar dipadu situasi masa kini diketengahkan oleh Wawan Hamzah Arfan, penyair kawakan yang menetap di Cirebon ini. Judulnya ditujukan kepada Chairil Anwar. Ia nyatakan bahwa di masa ini gejolak Chairil tak perlu diungkapkan baginya hidup tak perlu ngoyo dan tetap menjalani dengan kemampuannya yang ia pasrahkan Kepada Allah. Agaknya Wawan Hamzah Arfan sengaja memberikan suri tauladan kepada yang muda bahwa hidup perlu dihayati. Dalam bait terkhirnya ketara bahwa ia menyadari tantangan dalam hidup ini. (Rg Bagus Warsono)
KEPADA CHAIRIL ANWAR
: Wawan Hamzah Arfan
kau bilang dirimu binatang jalang
aku hanya tumbuhan ilalang
hidup liar dalam kubangan
tanah tak bertuan
aku tak perlu berlari
mengejar hidup hari ini
imajiku masih punya sensasi
tak peduli jiwaku lapar
jantungku berdebar
rasaku bergetar samar-samar
aku tetap tegar
baca puisi tanpa mimbar
sesuka hatiku sesumbar
sebatas usiaku yang tersisa
kumau hidup penuh warna
di antara ambisi
spekulasi
manipulasi
dan tragedi alam tanpa prediksi
Cirebon, 26 Juli 2022
Biodata
Wawan Hamzah Arfan, lahir di Cirebon, 8 Juni 1963. Karya-karyanya berupa puisi, cerpen, artikel, dan esai tersebar di berbagai media, baik terbitan ibu kota maupun daerah.
Beberapa puisinya terhimpun dalam Antologi Puisi Mega Mendung (1989), Kebangkitan Nusantara I (1994), Kebangkitan Nusantara II (1995), Kebangkitan Nusantara III (1996), Antologi Puisi HP3N " Nuansa Tata warna Batin" (2002). Puisi Menolak Korupsi (2013), Cinta Mengubah Segalanya (2013), Antologi Puisi & Apresiasi "Mendekap Langit" (2013)., Antologi Parsel ( Maret 2021), Merenda Hati (April 2021), Antologi ASU (2021), Antologi Tadarus Puisi (2021), Puisi Menolak Korupsi 8 (Juli 2021), Antologi Puisi Tunggal "Perjalanan Berkarat* (Juli 2021), Antologi Puisi T (2021), Antologi Tembang Puisi Bagi Jumari (2021) ,Antologi Jejak Puisi Digital.(2021), Antologi Pujangga Facebook Indonesia (2022), Kumpulan Puisi Menanti Isyarat, Antologi Puisi
Dunia: Suara Penyair Mencatat Ingatan, Antologi Puisi Imlek dan Kasih Sayang: Lampion Merah Dadu (Maret 2022). Kumpulan Puisi Menanti Isyarat (2022), dan Antologi Puisi Minyak Goreng (2022).
Label: Ulasan Puisi
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda