Jumat, 23 September 2022

Masih Ada Waktu,

 Masih Ada Waktu,

Sebagaimana syair puisi dan dinyanyikan oleh penciptanya Ebit G Ade,  jika kita diberi hidup masih ada waktu untuk berbakti. Padahal Ebiet mencipta puisi ini ketika masih muda namun betapa ia memiliki jangkauan panjang dan memahami betapa hidup kita tak tahu kapan berakhir.  Bisa seketika dan bisa panjang usia jiia diberi waktu. Waktu itulah yang menjadi dasar Ebiet untuk direnungkan dan dipahami oleh kita semua. Bahwa jika masih diberi waktu manfaatkan sebaik baiknya adgar kita meninggalkan bekas abadi. 

Masih ada waktu kita sebagai penyair untuk terus berupaya meninggalkan bekas dengan berkarya nyata. Yaitu terus menulis selagi kita bisa. Masih banyak garapan-garapan dalam sastra Indonesia yang perlu ditulis seiring zaman yang semakin sulit ini. 

Puisi bukan hanya merupakan tulisan sastra semata tetapi juga catatan sejarah kita dan lingkungannya serta catatan negeri ini dan kehidupan serta alamnya. Puisi bisa berada dimana-mana di kehidupan ini.  Makna ini lah yang menjadikan puisi begitu memiliki derajat tinggi sebagai kesusastraan yang memiliki arti yang sangat dalam. 

Masih ada waktu untuk berbuat berkarya tulis jika kita masih diberi waktu. Inspirasi itu bisa saja datangnya dari pergaulan kita meski lewat media onlin seperti fece book ini. Karena yakin pertemanan dan persaudaraan kita dalam suatu ikatan puisi artiya  kita berada dalam pusaran orang-orang baik. Inspirasi itu timbul dengan kita berkomunikasi. Dari ini semua timbul; ide-ide yang dapat melahirkan karya sastra yang unggul. (Rg Bagus Warsono)

Label:

Rumahku tak perlu mentereng

 Rumahku tak perlu mentereng apalagi bertingkat atau didesain modern. Cukup kecil saja secukup selonjor tidur anggota keluarga dan kusediakan kamar kecil secukup selonjor tamu. Tetapi rumahku harus asri, sehat dan ditanami kembang. Bila mati lampu cukup nyalakan satu lilin dan tetap terang di rumahku. Ketika disamping dibangun gedung-gedung, aku bahagia karena pemilik gedung itu suka duduk di teras bambu rumahku. (rg bagus warsono)


Label:

Dinamai Sastrawan itu Karena Karyanya

 Dinamai Sastrawan itu Karena Karyanya

Menulis dan membaca sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Satu sama lain saling membutuhkan. Membaca puisi, puisi dari penyair. Menulis puisi untuk dibaca siapa saja termasuk penyair.

Jadi puisi dan pembaca saling membutuhkan.

Di sisi lain kaya sastra dan pengarangnya juga membutuhkan popularitas. Puisi yang sering dibaca judul puisi itu menjadi dikenal luas termasuk buku antologinya. Penyair yang karya puisinya memiliki mutu sastra yang agung dikenal luas.

Semua itu diperoleh dari karya puisinya yang diakui dan mendapat apresiasi yang tinggi dari pembaca.

Namun demikian puisi karya penyair kita belum dikenal masyarakat. Begitu juga penyairnya belum banyak yang dikenal masyarakat.

Karena itulah penyair kita menampilkan diri dan berpromosi diri agar dikenal masyarakat. Macam-macam penyair berupaya agar terkenal, diantaranya adalah tampil di publik membaca puisi. (rg bagus warsono)


Label:

Mengikuti beberapa jejak penyair di fb, sebuah catatan sejarah 2022

 Mengikuti beberapa jejak penyair di fb, sebuah catatan sejarah 2022

Mengikuti beberapa penyair masa kini di fb sebagai sorotan Lumbung Puisi terhadap mereka yang santer berkegiatan sastra membaca dan menulis serta kegiatan ilmiah lainnya dalan sastra kushus puisi menjadikan kita mengenal lebih dekat dengan tokoh tersebut.

Baiklah kita mulai menyebut nama beberapa tokoh yang santer berkegiatan sepengetahuan Lumbung Puisi. Kita mulai dari tokoh tokoh yang tak asing lagi bagi kita. Yakni Soetardji Calzoum Bachri. Jose Rizal Manua, Nanang Ribut Supriyatin, Omni Koesnadi dan Gola Gong. aktif menjadi motor penggerak sastra di Jakarta. Mereka sering dijumpai baik Taman Ismail Marjuki dan di PDS HB Jassin, maupun di Sastra Reboan.

2022 ini diwarnai dengan semarak 100 tahun usia Chairil Anwar yang di peringati di berbagai pelosok Tanah Air. Sedang di Jakarta peran PDS HB Jassin setelah pindah di TIM yang sangat bersahabat dengan para penyair memberi gairah baru kegiatan sastra Indonesia.

Kegiatan-kegiatan satra Ibukota dan sekitarnya  juga mencatat nama yang tak asing lagi seperti Dua Srikandi Rini Intama dan Dyah Kencono Puspito Dewi. 

Tentu ini di bareng dengan berbagai ajang penulisan para penyair dari seluruh Indonesia yakni dengan bergairahnya antologi bersama, yang berpusat di penyelenggara-penyelenggara antologi bersama. Antologi bersama pun akhirnya memunculkan penyair-penyair yang mengorbit lewat buku-buku antologi bersama, sehingga nama mereka terus menjulang. Hal ini dikarenakan sering munculnya nama tersebut di Antologi bersama. Sebut saja misalnya penyair yang tak asing lagi seperti Slamet Suryadi, Khalid Alrasyid, Sartikah, Rosmita, Mera Wati SE, Kang Pensil Kajoe, Dyah Nkusuma, Mbak Nurkhofifah Viefa.dan Lain-lain. (rg bagus warsono, Bersambung)

Label:

Mbekethek Oleh Edy Priyatna

 Mbekethek 

Oleh Edy Priyatna

Kata orang bagi para penyair blekethek atau mblekethek masih terus berkobar dan sudah sampai sekian kasus. Dapat dituturkan bahwa telah demikian terjadi saudaraku tewas dan di samping lainnya terluka berat ringan. Bahkan semuanya baru terungkap dan baru sekian kasus.

Menimbulkan yang bercampur dengan tanah basah atau masih banyak belum terselesaikan. Sehingga tertangkap demikian orang dan barang bukti kemudian sekian senjata api. Ada demikian granat dan sekian butir peluru. Hingga tadi malam telah terjadi penembakan. Ada orang tewas dan orang kritis di langkah sebelumnya ada beberapa orang tewas. Dapat misalnya untuk kotoran lumpur atau tumpahan oli yang bercampur dengan tanah basah atau sampah sehingga tidak cuma menimbulkan becek bahkan licin. Bahkan berbahaya kalau mengandung campuram cairan-cairan tertentu.

Setelah jauh ku menjelajah bahkan sekian orang luka berat, mbelekethek masih sejajar dengan melihat kerumitan persoalan sosial persoalan lingkungan kebijakan yang tidak tepat, politik yang pragmatis. Kota ini terus di hantui petrus dan kita sangat bisa merasakan itu melalui pilihan tema dan idiom yang kuat.

Ada apa dengan pemerintah, ilmuku terasa ringan bila ku bawa dan dalam perjalanan selalu bertanya agar semua tahu itu apa. Bahkan biar terjawab itu semua dan semoga otak tak membeku. Kalaupun ada diriku senantiasa ingin mengerti karena pengetahuan membuatku lugu. Puisi yang ada apa dengan antologi pergi dengan puisi bermacam-macam. Dan akhirnya sampai kapan akan terus terjadi.-

(Pondok Petir, 02 Nopember 2018)



Label:

Sabtu, 03 September 2022

Penyair Muda Indramayu, Mbak Cunyaha membacakan geguritan

 Penyair Muda Indramayu, Mbak Cunyaha membacakan geguritan pada Temu Kecil Sastrawan Indonesia Lumbung Puisi pada 28-08-22 di Indramayu







Label:

Penyair Muda Indramayu, Naufal Fawwaz membacakan geguritan

 Penyair Muda Indramayu, Naufal Fawwaz membacakan geguritan di acara Temu Kecil Sastrawan Indonesia Lumbung Puisi pada 20-08-22 di Indramayu.







Label:

Penyair muda Indramayu, Zaenal, membacakan geguritan

 Penyair muda Indramayu, Zaenal, membacakan geguritan dalam Temu Kecil Sastrawan Indonesia Lumbung Puisi pada 28-08-22 di Indramayu.








Label: