Mbekethek Oleh Edy Priyatna
Mbekethek
Oleh Edy Priyatna
Kata orang bagi para penyair blekethek atau mblekethek masih terus berkobar dan sudah sampai sekian kasus. Dapat dituturkan bahwa telah demikian terjadi saudaraku tewas dan di samping lainnya terluka berat ringan. Bahkan semuanya baru terungkap dan baru sekian kasus.
Menimbulkan yang bercampur dengan tanah basah atau masih banyak belum terselesaikan. Sehingga tertangkap demikian orang dan barang bukti kemudian sekian senjata api. Ada demikian granat dan sekian butir peluru. Hingga tadi malam telah terjadi penembakan. Ada orang tewas dan orang kritis di langkah sebelumnya ada beberapa orang tewas. Dapat misalnya untuk kotoran lumpur atau tumpahan oli yang bercampur dengan tanah basah atau sampah sehingga tidak cuma menimbulkan becek bahkan licin. Bahkan berbahaya kalau mengandung campuram cairan-cairan tertentu.
Setelah jauh ku menjelajah bahkan sekian orang luka berat, mbelekethek masih sejajar dengan melihat kerumitan persoalan sosial persoalan lingkungan kebijakan yang tidak tepat, politik yang pragmatis. Kota ini terus di hantui petrus dan kita sangat bisa merasakan itu melalui pilihan tema dan idiom yang kuat.
Ada apa dengan pemerintah, ilmuku terasa ringan bila ku bawa dan dalam perjalanan selalu bertanya agar semua tahu itu apa. Bahkan biar terjawab itu semua dan semoga otak tak membeku. Kalaupun ada diriku senantiasa ingin mengerti karena pengetahuan membuatku lugu. Puisi yang ada apa dengan antologi pergi dengan puisi bermacam-macam. Dan akhirnya sampai kapan akan terus terjadi.-
(Pondok Petir, 02 Nopember 2018)
Label: Artikel
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda