Senin, 18 Juli 2022

Pertemuan Penyair Tiga di Teras Kedaulatan Rakyat Yogyakarta, Arifin Brandan , Rg Bagus Warsono dan A 'Syam Chandra

 Yogyakarta itu misteri, milik penyair siapa saja dan kota metropolitan yang semakin ramai meluas. Yang misalkan penjual gudeg agar tak saling berdekatan seperti penyair. Ternyata banyak sisi untuk melihat dunia penyair. Bahwa banyak yang terlewatkan disebut, karena banyak sekali penyair yang sengaja menyendiri untuk tidak disebut.

Ada obrolan yg menarik dalam pertemuan penyair '80-an Dadakan di teras Kedaulatan Rakyat Yogyakarta bersama Arifin Brandan  semakin hangat akan kehadiran Mas A' Syam Candra, penyair Yogyakarta yang baru baru ini antologinya di louching dan dibedah di UGM oleh Kritikus Sastra Indonesia DR Faruk yaitu antologi yg mengesankan kritikus itu  yang berjudul Blasblusblas.

Meski kami hanya Bertiga, obrolan semakin asyik dari penyair Arifin Brandan yang bercerita masa mudanya adalah seorang sutradara dan pengasuh grup drama di Yogyakarta tahun 80-an. inilah yg membuat jatuh hati penyiar TVRI Yogyakarta pada penyair ganteng ini yg akhirnya hidup bersama hingga kini.

Arifin Brandan berpesan bahwa selama ini ada kekeliruan penyelenggaraan kegiatan sastra dimana pun termasuk Lumbung Puisi yaitu hanya "kumpulan orang-orang tua" dan tidak melibatkan anak muda/remaja yang sebetulnya penerus perjalanan sastra bangsa ini agar tak terputus.

ak kalah dengan Arifin Brandan, Mas A 'Syam Candra juga mengeluarkan statemennya kepada dirinya dan juga penyair tua lainnya: bahwa ia sebagai penyair tua tak pantas bercita-cita ingin terkenal karena sudah bukan masanya, penyair tua cukup mengalir saja apa adanya.

Pernyataan A' Syam Candra ini sangat menarik bahwa semangat orang-orang tua memang luar biasa semangat di sastra, tetapi tak pantas orang tua memiliki aktifitas yang seharusnya dimiliki anak-anak muda.

Malam makin larut teras Kedaulatan Rakyat semakin malam semakin ramai. Kopi pun ditambah bikin baru. Obrolan berlanjut, tiba mendekati jam 23.00 pengunjung cafe grandong itu pun berangsur berganti pasangan anak-anak muda setingkat mahasiswa dan pegawai muda yang  berpacaran. Kami pun akhirnya mengalah meski tikar yang digelar memanjang itu  semakin longgar.

Pertemuan akan dilanjut suatu saat di KM 3 Jalan Magelang di rumah Mas Arifin Brandan semoga kita diberikan waktu dan kesehatan, bahwa ada banyak wasiat yg perlu segera disamoaikan dari banyak penyair sepuh untuk kita semua.



0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda