Postingan

Lita Miranita, PENYAIR SOSMED

 PENYAIR SOSMED Aku tulis banyak puisi Aku tertawa sendiri Puisiku aneh Puisiku asal jadi Aku lelah Selalu ditandai like Kenapa harus like? Kenapa tidak kasih comment? Aku Penyair Sosmed Tidak berani tampil di panggung Jalanku merayap Mirip cicak Pasti pada mencela Ah.. biarlah Aku merasa nyaman bersyair di Sosmed Sudah banyak Sertifikat Sudah banyak Name Art Semua bagus Tidak ada yang salah Sempurna Aku Penyair Sosmed Berkelana di dunia maya Entah mencari siapa Mencari teman Mencari musuh Rancu Sekarang aku pilih diam Puisi aku susun rapi Puisi akan aku cetak rapi Puisi aku beri foto diri Puisi milik aku pribadi Sudah ah Aku lelah Jakarta, 28 Juni 2022 Lita Miranita

Achmad Masih, SANGKAN PARANING DUMADI

 SANGKAN PARANING DUMADI Achmad Masih . perjalanan sukma payung kencana kereta berkuda empat warna . dari awal menuju awal putaran tiada berakhir tanpa  siang, malam semua wajah sama . empat warna watak berpacu berebut kuasa saling  menghela  kereta dikendali sais yang berhak . perjalanan akhir kearah dari mana hadir kutaran abadi cakramanggilingan _ ®Jogja 2021

Ternyata kereta, cepat dan kelas ekonomi berjalan di "rel" yang sama!

 Aku kasih tahu, perkuliahan di S2 sastra. Jika kau duduk di peron stasiun, tiketmu ekonomi. Lalu lewat kereta cepat, tampak gagah dan semua yg duduk di peron itu terbelalak melihat kereta cepat dan istimewa. Kemudian  keretamu yg dinanti tiba, kelas ekonomi, tidak terlalu cepat tetapi tampak berisik karena gerbongnya tua. Dengan tiket yg dipegang kau naik kereta butut itu. Setelah berjalan, kereta lambat memberi jalan kereta cepat di stasiun kecil kemudian berjalan dibelakang kereta cepat. Ternyata kereta, cepat dan kelas ekonomi berjalan di "rel" yang sama!

Mendapat berita yang sama.

 Mendapat berita yang sama. Ternyata menonton di tribun vip dan di kelas 'gropak (tribun tanpa sandaran, atau zaman dulu tempat duduknya dari bambu yang rawan mbledak) mendapat informasi hasil pertandingan sepak bola yang sama. Ketika itu belum ada medsos facebook seperri sekarang yang kadang hoaxs. Yang nonton di tribun vip bareng para artis / pejabat, setelah bubar pertandingan mendapat berita Score 1-6 untuk Indonesia . Dan yang nonton di kelas 'gropak juga mendapat khabar 1-6 untuk Indonesia. Ternyata fasilitas tidak memperbaiki hasil/ mutu.

Tp M Siddiq. RUMPUN PAPA

tpmsiddiq_  RUMPUN PAPA Bila menyimak riwayat mereka miliki kerabat petinggi Hanya nanar terganga kian merasa rendah diri Sejak semula sadari bermuasal dari bani papa Bukan terlahir dari rahim puteri kerani diraja Pun tidak mewarisi garis bersisian kaum bertakhta Tumbuh menjalar serupa dari rumpun bersahaja Bila ditebas kan tercincang berkecai seketika Takdir sulur hanya mahir menjulur tak menjulang Bila lekat batang pun merunduk, segan menantang Bukan melipur, semata ikhlas rayapi bidang terbentang Kepri, 27 Juni 2022

I. MADE SUANTHA: SUNYI CHAIRIL ANWAR, SERATUS TAHUN PANJANG PUISI ITU MENDIRIKAN RUMAH ABADI

 I. MADE SUANTHA: SUNYI  CHAIRIL  ANWAR, SERATUS TAHUN PANJANG PUISI ITU MENDIRIKAN RUMAH ABADI. Prolog: -  Aku ingin kau melambungkan layangan itu dan aku mengulurkan tali dari dalam jiwaku - Menggambar Chairil Anwar, katakata yang purba itu membentuk raut mukanya. Katakata yang seasam cuka ataukah seharum kelebat kupukupu di antara saripati bungabunga. Pinanglah puisi sebagai hayati pertualangan. /1/ Memandangi sinar temaram lampu yang jatuh di halaman itu. Angin perlahan saja mendesir. Adakah dahan atau daundaun menahannya Hingga taksampai sempurna menjadi dingin tubuhmu. Membacamu, Chairil Anwar yang membisu di setiap tanda baca kalimat itu. Arah anak panah kadang salah kuterka    Selalu saja aku tergopoh memburu tuntunan dari jejak jejak yang kau tinggalkan :"Senja di atas pulau tercerap di setiap butir butir pasir seperti buih ombak itu Dan kau mencatatnya serupa cinta yang menyempurna di tatanan katakata!" Membacamu, siapa berlari ke dalam diri sendi...

Teguh Susanta. SUDAHLAH, TUAN

 Teguh Susanta SUDAHLAH, TUAN Gerangan apa lagi yang tuan cari Segalanya telah tuan miliki Bicara raupan harta Tujuh turunan tak 'kan merana Tentang cakupan ladang pencetak uang Terentang membentang segala bidang Di antara ribuan raga patuh  peluh bersimbah Jua cairan otak encer membuncah Menggapai perseroan tuan kian besar dan tinggi Pada kursi tertinggi tuan pegang kendali  Nama besar tuan semakin bersinar  Bendera tuan pun gagah berkibar Kini bendera baru tuan tancapkan seantero negeri  Serupa kendaraan berpacu melaju Mimpi kursi kemudi arah negeri Hymne berkoar berkumandang setiap waktu Dihiasi budi peduli merayu-rayu  Pada layar-layar luas tersiar tuan miliki Sudahlah, tuan.... Jangan mencoba-coba Buat saja tersenyum mereka Yang patuh bersimpuh peluh meluruh Di bawah gagah kibar bendera perseroan tuan Dan bukan kibar bendera kendaraan baru tuan Biarkan kursi kendali arah negeri diduduki ahlinya Bangsawan yang benar faham tata negara Yang bersongkok akh...