Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

Rg Bagus Warsono" Aku Menyaksikan

Gambar
 Rg Bagus Warsono, Aku Menyaksikan Potret perjuangan Dari buku yang kau tulis Dari foto yang kau kumpulkan Dan film yang kau putar Hanya sekuku ireng penderitaan Aku melihat ribuan kepala berlinang air mata Aku melihat darah membeku di mayat beku Aku menyaksikan derita kesakitan menyayat Sengsara Lapar Ketakutan Kesakitan Aku menyaksikan. Rg Bagus Warsono, 1996 dari Si Bung

Rg Bagus Warsono: Malu Pada Bapak

Gambar
 Rg Bagus Warsono, Malu Pada Bapak Renung malam di ruang Reka kita orang selamat akan pergantian zaman Junjung tinggi siapa berkibar Ganti baju mana pantas dalam gedung kokoh Mulut puji-puji asalkan tercukupi Peduli apa sapaan hati Lupa mengabdi Tugas kita mereka diam, tapi Malu teringat bapak Bahwa kita rakyat yang dikontrak. Indramayu, 14 Oktober 2000

Rg Bagus Warsono: Hamangkubowono IX dan Aku

Gambar
 Rg Bagus Warsono,  Hamangkubowono IX dan Aku Hamangkubuwono IX dan Aku bertemu dalam waskita alam masa depan. Menjadi sahabat dalam cita-cita pribumi nusantara raja yang tersisa menyembunyikan waris tahta berpakaian gerilya, tentara kita atau ala perintis merdeka Hamangkubuwono IX dan aku bertemu dalam bilik kamar markas gerilnya Pistol kecil dipinggangnya Tanpa keris nagarunting Tampa tobak gagak rimang Yang menggerigisi Aku mendepa memberi salam Waris Sutawijaya Majapahit, Demak , Pajang lalu Mataram Kau senopati perangku Hamangkubuwono IX dan aku bertemu di meja tuan-tuan Jangan memberi hormat padaku tuan Anak desa putra awam jelata Dan aku berebut salam Katanya, Sejak zaman Demak, waris tak pernah sampai Aku waris bukan pewaris. Rg Bagus Warsono 1995 Puisi ini ditulis dalam imajener Rg Bagus Wasono: Menceritakan persahabatan Si Bung dan Hamangkubuwono IX. Raja itu sangat rendah hati, kedudukannya yang tinggi dalam budaya Jawa tak pernah ia hiraukan. Istananya ia persilahk...

Rg Bagus Warsono: Si Bung Menangis

Gambar
 Rg Bagus Warsono Si Bung Menangis Mari buka buku sejarahmu dengan penggaris dan pena menekan kata duhai kesuma haruskah belajar mengeja sedang umurmu tlah dewasa Tersenyum Si Bung memandang anak-anak bangsa betanyalah ! mengapa aku pilih kaca mata hitam agar aku tak melihat agar kau tak melihat Di sana Si Bung membuka kaca mata air mata membatu dalam sapu tangan Merah putih kenapa tidurku tak dapat nyenyak duhai kesuma selimuti aku dengan merah putihmu Indramayu, 21 Maret 2001

Rg Bagus Warsono: Aku Tak Menitipkan Anak-Anakku

Gambar
 Rg Bagus Warsono, Aku Tak Menitipkan Anak-Anakku Kecil Aku ajari membidik burung gelatik Untuk makan sore Dan kau bisa memanah ikan dalam air Tak berlari bertemu sanca Tarik ekornya selagi kekenyangan Dan benturkan kepalanya di batu Aku ajari kau merayu Macan lapar Dengan tombak runcing bambu Lalu sejak kecil mengerti Memisahkan gabah dan beras dari butir padi Kau dapat membawa diri Membangun jiwamu sendiri Dengan tiada tangis Kau putra sejati. Rg. Bagus Warsono, 1996 dari Si Bung

Rasanya baru kemarin, ternyata sudah 70 tahun umur kita, puisi Slamet Widodo

 Slamet Widodo Rasanya baru kemarin, ternyata sudah 70 tahun umur kita. Anak anak keluar rumah, mereka sudah berkeluarga, dirumah tinggal berdua, rumah besar yg kita mimpi, sudah ada dan nyata, tapi sunyi. Ya ya, dirumah ada isteri, teman bercanda, berbagi rasa, teman dalam untung dan malang, patner berbincang juga patner perang, bisa perang mulut atau perang bisu, kata orang, itu buahnya pernikahan. Semua itu tidak mengapa, itu biasa, selama menyempurna kan rumah tangga, asal menambah kemesraan dan cinta, Isteri tambah tua, tambah pula bawelnya, tambah pula bobotnya, tambah banyak cemburunya. Itu dari sononya, terima saja. Kita juga begitu, gampang tersinggung, gampang marah, merasa mau menang, padahal kurang memberi uang, malah kadang ngutang, Ya ya, kita sekamar , tapi nonton TV nya beda. Kita suka film action, dia suka drama Korea, manusia diciptakan berbeda, justru itulah keindahan nya,  seperti pelangi dicakrawala, indah karena kombinasi berbagai warna.

Bagaimana menilai antologi?

 Bagaimana menilai antologi? 1) Jangan membuat penilaian atas tebal tidaknya buku, sampul/cover buku, siapa penerbitnya, siapa penyairnya, dari mana berasal. 2.Bagaimana Kesesuaian judul dan isi. 3.Apajah Berisi sejumlah puisi atau sejumlah judul 4.Adakah Makna dari antologi secara keseluruhan sebuah buku. 5.Keterlibatan orang lain atas lahirnya antologi atau riwayat antologi tsb. (rg bagus warsono).

Jajanan Khas Tradisional Indramayu Bungkus Daun

Gambar
                                                                                    Koci                                                               Putu Bungkus Daun                                                                              Buras Pipis  Nagasari  Ilir Bongko Pisang Putu Bungkus Daun  Bugis Blencong Blencong

Rotadenawa, Hiburan Idulfitra, Raksasa Butha Rotadenawa menari hibur warga Indramayu di Idul Fitri

Gambar