Kelak Barometer Sastra ada di Kalimantan
Jika IKN (Ibu Kota Negara) terwujud maka rakyat tertuju di IKN sebagai pusat pemerintahan. Tak terkecuali dunia sini dan hiburan serta informasi. IKN menjadi pusat segalanya termasuk dunia sastra, yang sampai saat ini seperti Jakarta. IKN akan menjadi pusat sorotan sastra Indonesia dikarenakan pusat informasi kelak di IKN dimana lambang-lambang Pemerintahan berada di sana. Tentu saja peran sastrawan di Kalimantan Timur khsusnya dan Kalimantan pada umumnya menjadi sorotan sastra Indonesia. Akankah demikian? Harapannya sudah pasti kita yang di belahan Propinsi lain memandang Kalimantan sebagai pusat sastra kelak. Harapan ini tentunya angin segar bagi saudara-saudara kita di sana. Kita mengenal Soekardi Wahyudi dari Kutai, Micky Hidayat di Banjarmasin, Fahmi Wahid di Balangan, Dyah Nkusuma, Ali Arsy Kindai, Tajuddin Noor Ganie, Mohammad Jumadi, Rosyidi Aryadi, Ayu Siti, Ibramsyah Amandit, dan banyak sahabat di sana yang akan mewarnai Sastra Indonesia kedepan.
Kita tidak tahu kedepan ibu kota negara itu dinamai apa, yang jelas bentuk komunitas sastra di IKN akan menjadi sorotan masyarakat sastra Indonesia.
Dalam rangka menyambut Ibukota baru itu penulis belum melihat Geliat baru sastra Kalimantan menyambut IKN yang kini Kepala otorita IKN sudah diangkat. Akankah Soekardi Wahyoedi akan bertindak sebagai pelopor atau mendorong kegairahan baru atau Micky Hidayat atau siapa saja tanda-tandanya sudah terlihat.
Namun juga perlu diingat sejauh mana kepedulian Ibukota terhadap sastra dan pelakunya tergantung kebijakan siapa orang yang memimpin Ibukota itu. Jika memang adanya Ibukota itu menjadi harapan baru bagi sastrawan Kalimantan, maka betapa sastra kita akan berkembang di sana, jika sebaliknya setidaknya ada perubahan baru di dunia sastra. (rg bagus warsono, 14-03-22)
Label: Artikel
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda