8. Membangunkan Alam , Benda dan Hewan

 Membangunkan Alam , Benda dan Hewan 


   Puisi sebagai media penyampaian penyair mengungkapkan isi hatinya memiliki cara tersendiri. Kadang tampak jelas tersamar, kadang kamuflase, kadang semu dan kadang menyimpan rahasia.


   Adalah Tan Lioe Ie penyair yang pandai membuat pembaca diajak bercengkerama dengan ‘permainan bahasa yang penuh makna sehingga melahirkan puisi yang luas arti dan penuh reka apresiasi. Ia membuat benda , hewan atau alam menjadi hidup seakan bergerak mengiring pikiran pembaca yang sekaligus menemukan makna puisi.


   Mari kita lihat puisi dengan penyampaian kata ‘meminjam dari objek alam, benda dan hewan atau apa saja lewat puisi tetapi menjadi hidup. Seakan puisi itu bernyawa.


Burung Pematuk Biji Mata

Tan Lioe Ie*


Burung apa yang bertengger di kepalamu?

Sementara kau terus berdoa

sambil menghitung biji-biji tasbih

dari waktu yang batu.

Tiba-tiba terserap kau ke dalam pintu

Membuka dan menutup diri

Menjadi tua dan lapuk.

Aneh, meski keras kau guncangkan kepalamu

burung itu tak juga pergi

menunggu saat mematuk biji-biji matamu.

Lalu ruh angin datang

menerbangkan

ruhmu ke peniupnya

Dan kau pun tahu

Mata yang padam

Tak menyimpan cahaya


*Tan Lioe Ie (lahir di Denpasar, Bali, 1 Juni 1958; umur 58 tahun) adalah seorang penyair Indonesia terkenal asal Bali. Ia merupakan penyair pertama Indonesia yang melakukan eksplorasi atas ritual dan mitologi Tionghoa dalam puisi bahasa Indonesia. Walaupun bernuansa etnik kental, puisi-puisinya tetap mempunyai daya pikat bagi kalangan luas. Hasil karyanya pernah dimuat di berbagai media massa seperti; Bali Post, Horison, Berita Buana, Suara Merdeka, Kompas, Media Indonesia, CAK, Coast Lines (Australia), dan Bali The Morning (Indonesia–Inggris). Kumpulan puisinya yang lain adalah Kita Bersaudara (diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Dr. Thomas Hunter Jr, We Are All One)


 (Rg Bagus Warsono,Kurator sastra di HMGM)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tiba di Dermagamu, Rg Bagus Warsono

Terjebak Hujan Tidur di Rumah Janda