Terjebak Hujan Tidur di Rumah Janda Semakin dingin kenapa semakin dag dig dug Hujan kulihat di kaca jendela dari dalam rumah janda, gelisahku bercapur harap tawaran menginap janda manis kunanti harap guntur menggelegar rokok disulut sekedar hambar tiada kata sepi berpandangan Kutatap langit kamar tamu dan lampu 20watt yang remang oleh cat tembok ungu Ketika jandaku menyuguhkan kopi panas untuk yang kedua tampak jalan sepi nyenyap hanya gemericik di genangan jalan berlubang Mas, kau boleh tidur di kursi ....... hah.... aku boleh menginap? (Rg Bagus Warsono). pictur: Lukisan Modigliani 1917
Hanya tinggal dua ekor anak kancil di Wanakaya, hutan dengan raja Maung yang suka makan kancil. Ketika dua prajurit itu menyodorkan anak kancil yang kurus itu dua anak kancil itu memberikan lehernya pada sang raja Wanakaya. Raja Wanakaya tertegun, baru kali ini ada kancil yang menyodorkan lehernya untuk disembelih. ............
Tiba di Dermagamu Kamu tiba di dermagamu damai Senyum gadis-gadis mengalungkan selendang Menarik dalam kamar kamar kecil Seberapa kekarmu Lemas lunglai tak berdaya Dan ikan-ikan berlari dari keranjang Melepaskan diri Tak menyisakan seekor pun Tiba di dernagamu malam Cahaya remang bercampur bulan di tengah laut Masih adakah dolar esok pagi Atau menginap semalam lagi Tiba di dermagamu Ikan apa yang kuat bersembunyi dilambung kapal Jangan kau kalungkan lagi selendang Lepaskan Ini ikanmu yang terakhir untukmu . 8-5-2025
Terima kasih Mas Rg Bagus Warsono, semoga Lumbung Puisi semakin sukses
BalasHapus